Tuesday, 21 May 2013



Pengertian Kependudukan

Penduduk adalah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia. Kependudukan  adalah  hal  ihwal  yang  berkaitan  dengan  jumlah,  struktur, umur,  jenis  kelamin,  agama,  kelahiran,  perkawinan,  kehamilan,  kematian, persebaran, mobilitas  dan  kualitas  serta  ketahanannya  yang  menyangkut politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
Pengelolaan  kependudukan  dan  pembangunan  keluarga  adalah  upaya terencana  untuk  mengarahkan  perkembangan  kependudukan  dan pembangunan keluarga untuk mewujudkan penduduk  tumbuh seimbang dan mengembangkan kualitas penduduk pada  seluruh dimensi penduduk. Perkembangan  kependudukan  adalah  kondisi  yang  berhubungan  dengan perubahan  keadaan  kependudukan  yang  dapat  berpengaruh  dan  dipengaruhi oleh  keberhasilan  pembangunan berkelanjutan.
Kualitas penduduk adalah kondisi penduduk dalam aspek  fisik dan nonfisik yang meliputi derajat kesehatan, pendidikan, pekerjaan, produktivitas, tingkat sosial,  ketahanan,  kemandirian,  kecerdasan,  sebagai  ukuran  dasar  untuk mengembangkan kemampuan dan menikmati  kehidupan  sebagai manusia yang bertaqwa, berbudaya, berkepribadian, berkebangsaan dan hidup  layak.


A. Pertumbuhan Penduduk Indonesia dan Pertumbuhan Penduduk Dunia
Jumlah penduduk di suatu negara selalu mengalami perubahan yang disebabkan oleh faktor kelahiran, kematian, dan migrasi atau perpindahan penduduk. Pertumbuhan penduduk ialah perkembangan jumlah penduduk di suatu daerah atau negara. Penduduk (population) Indonesia ialah mereka yang tinggal di Indonesia pada saat dilakukan sensus dalam kurun waktu minimal 6 bulan, atau mereka yang telah terdaftar secara administrasi kependudukan dimana orang tersebut berdomisili.
 1. Pertumbuhan Penduduk di Indonesia.
Penduduk Indonesia dari tahun ke tahun terus mengalami pertumbuhan sehingga jumlah penduduknya terus mengalami peningkatan. Pelaksanaan sensus di Indonesia dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Sensus penduduk di Indonesia diadakan sepuluh tahun sekali.
Peta & Grafik Pertumbuhan Penduduk Indonesia
Tabel & Grafik Pertumbuhan Penduduk Denpasar
 
2. Pertumbuhan Penduduk Dunia
Berdasarkan sensus yang telah dilakukan masing-masing negara di dunia, pada umumnya hampir setiap negara terus mengalami pertumbuhan penduduk. Menurut UNFPA, yaitu badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menangani masalah kependudukan, melaporkan bahwa pada tahun 1804, yaitu kira-kira 200 tahun yang lalu, penduduk dunia hanya berjumlah 1 milyar jiwa. Pertumbuhan penduduk tidak sama di semua negara, ada yang cepat dan ada pula yang lambat. Negara-negara maju pada umumnya mengalami pertumbuhan penduduk yang lambat, sebaliknya negara-negara terbelakang dan berkembang, pertumbuhan penduduknya jauh lebih tinggi.
Grafik Pertumbuhan Penduduk Dunia
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Penduduk
Jumlah penduduk dapat mengalami perubahan dari waktu ke waktu, yaitu bertambah atau berkurang. Perubahan jumlah penduduk disebabkan adanya pertumbuhan penduduk, baik pertumbuhan positif, ataupun negatif. Faktor demografi meliputi tiga hal pokok, yaitu: Kelahiran, Kematian, dan Migrasi (migrasi masuk dan migrasi keluar). Kelahiran akan menambah jumlah penduduk, sedangkan kematian akan mengurangi jumlah penduduk. Faktor yang menunjang dan menghambat kelahiran di Indonesia.
 1. Penunjang Kelahiran (pronatalitas).
Kawin di usia muda. Pandangan banyak anak banyak rezeki. Anak sebagai harapan bagi orang tua. Anak menjadi kebanggaan bagi orang tua. Anak laki-laki dianggap sebagai penerus keturunan.
2. Penghambat Kelahiran.
Keinginan untuk mempunyai anak dalam jumlah kecil. Penundaan usia kawin sampai selesai pendidikan untuk mendapat pekerjaan. Dilaksanakannya program Keluarga Berencana. Pertumbuhan penduduk dapat dibedakan atas pertumbuhan penduduk alami dan pertumbuhan penduduk migrasi.
  1. Pertumbuhan Penduduk Alami, yaitu perkembangan penduduk yang disebabkan angka kelahiran lebih besar dari angka kematian. Angka kelahiran ialah rata-rata banyak bayi yang lahir dari tiap 1.000 orang penduduk dalam satu tahun (angka kelahiran kasar).
  2. Pertumbuhan Penduduk Migrasi ialah perkembangan penduduk yang disebabkan oleh perbedaan antara jumlah migrasi masuk (imigrasi) dan migrasi keluar (emigrasi).
C. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk dapat dibedakan atas kepadatan penduduk aritmatik dan kepadatan penduduk agraris.
1. Kepadatan Penduduk Aritmatika.
Kepadatan penduduk aritmatik adalah jumlah penduduk rata-rata yang menempati wilayah seluas 1 km². Rumus Kepadatan Penduduk Aritmatik adalah sebagai berikut:
2. Kepadatan Penduduk Agraris.
Kepadatan penduduk agraris adalah jumlah penduduk rata-rata yang menempati wilayah seluas 1 km², yang tanahnya dapat diolah untuk pertanian. Rumus Kepadatan Penduduk Agraris adalah sebagai berikut:
D. Struktur Penduduk Indonesia
Struktur penduduk adalah penggolongan penduduk menurut ciri tertentu. Struktur penduduk disebut juga komposisi atau susunan penduduk. Penggolongan yang sering dilakukan adalah penggolongan menurut umur, jenis kelamin, mata pencarian, agama, pendidikan, tempat tinggal, dan sebagainya.
1. Susunan Penduduk.
Menurut Umur dan Jenis Kelamin. Susunan penduduk menurut umur biasanya dikelompokkan dengan jarak masing-masing 4 tahun. Piramida penduduk dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu:
a. Piramida Penduduk Muda (Expansive).
Bentuk piramida penduduk muda bagian atasnya besar, maka ke puncak makin sempit, sehingga berbentuk limas. Hal ini menggambarkan bahwa penduduk dalam keadaan tumbuh, jumlah kelahiran lebih besar daripada jumlah kematian (jumlah penduduk usia muda lebih banyak dari usia dewasa);
Grafik Piramida Expansive
b. Piramida Penduduk Tetap (Stationer).
Bentuk piramida ini di bagian atas dan bawahnya hampir sama, sehingga berbentuk seperti granat. Hal ini menggambarkan bahwa angka kelahiran seimbang dengan angka kematian. Jumlah penduduk usia muda hampir sama dengan usia dewasa;
Grafik Piramida Stationer
c. Piramida Penduduk Tua (Constrictive)
Bentuk piramida ini di bagian bawah kecil dan di bagian atas besar, sehingga berbentuk seperti batu nisan. Hal itu menggambarkan penurunan angka kelahiran lebih pesat dari angka kematian, sehingga jumlah penduduk usia muda lebih sedikit dibandingkan dengan usia dewasa. Jumlah penduduk mengalami penurunan.
Grafik Piramida Constrictive
2. Susunan Penduduk Menurut Tempat Tinggal.
Susunan penduduk menurut tempat tinggal dapat dijadikan bahan perencanaan bidang pembangunan, antara lain dalam hal: Pengembangan kota, Pembangunan rumah di kota, Penyediaan lapangan kerja, Penyediaan air minum, Lalu lintas, Kebersihan dan Fasilitas.
3. Susunan Penduduk Menurut Pendidikan.
Susunan penduduk menurut pendidikan adalah penggolongan penduduk berdasarkan jenjang pendidikan yang diperoleh.
4. Susunan Penduduk Menurut Lapangan Kerja atau Usaha.
Susunan penduduk menurut pekerjaan/lapangan usaha menunjukkan jenis usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat.
E. Angka Beban Ketergantungan.
Manusia memerlukan kebutuhan untuk hidup, baik berupa kebutuhan pangan maupun kebutuhan-kebutuhan lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia harus bekerja dan berusaha. Angka beban ketergantungan (dependency ratio). Rumus Angka beban ketergantungan adalah sebagai berikut:
F. Usia Harapan Hidup (Life Expectancy)
Pengertian harapan hidup berbeda dengan lama hidup. Lama hidup atau panjang hidup yaitu jumlah tahun maksimum penduduk untuk dapat hidup. Harapan hidup adalah angka rata-rata jumlah tahun tambahan yang dapat diharapkan oleh seseorang pada umur tertentu untuk dapat hidup terus. Usia harapan hidup dari berbagai daerah, ataupun negara dibuat dalam satu daftar yang disebut indeks harapan hidup.
G. Angka Perbandingan Laki-Laki dan Perempuan (sex ratio)
Sex ratio atau rasio jenis kelamin adalah angka perbandingan yang menunjukkan jumlah laki-laki dari setiap 100 orang perempuan yang terdapat di suatu wilayah pada waktu tertentu. Berdasarkan sensus penduduk Indonesia pada tahun 2000 yang lalu, rasio jenis kelamin penduduk Indonesia sudah di atas 100. Ini berarti jumlah penduduk laki-laki di Indonesia lebih banyak dari jumlah penduduk perempuan. Berikut ini adalah Rumus Perbandingan Jenis Kelamin (Sex Ratio):
H. Dampak Ledakan Penduduk dan Upaya Mengatasinya
Ledakan penduduk adalah suatu keadaan kependudukan yang memperlihatkan pertumbuhan yang melonjak naik (cepat) dalam jangka waktu yang relatif pendek (30-50) tahun. Sebagai akibat terjadinya ledakan penduduk adalah: Semakin meningkatnya jumlah pengangguran. Semakin bertambahnya angka kemiskinan. Semakin tingginya kekurangan pangan. Semakin berkurangnya luas lautan.
I. Informasi Kependudukan Dalam Peta, Tabel, dan Grafik
Informasi penduduk dapat disajikan dalam bentuk peta, tabel, dan grafik. Peta yang menyajikan informasi tentang kependudukan disebut peta tematik. Peta dapat memberikan informasi kepada pengguna peta tentang kepadatan penduduk di Indonesia pada berbagai daerah.
Berikut ini adalah contoh Peta Kepadatan Penduduk Kotamadya Bandung:
Contoh Grafik Pertumbuhan Penduduk:
Contoh Tabel Pertumbuhan Penduduk:
J. Migrasi dan Faktor Penyebab
Migrasi merupakan bagian dari mobilitas penduduk. Mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain. Mobilitas penduduk ada yang bersifat permanen dan ada pula yang bersifat non permanen. Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain di lokasi geografis yang berbeda dengan tujuan menetap.
  1. Jenis-jenis Migrasi. Migrasi dapat terjadi di dalam satu negara maupun antarnegara, berdasarkan hal tersebut migrasi dibagi atas dua golongan yaitu: a. Migrasi Internasional, yaitu perpindahan penduduk antara satu negara dengan negara lain, dan; b. Migrasi Nasional, yaitu perpindahan penduduk di dalam satu negara. Jenis-jenis Transmigrasi Berdasarkan pelaksanaannya, transmigrasi di Indonesia dapat dibedakan atas: Transmigrasi umum, Transmigrasi khusus, Transmigrasi spontan atau swakarsa, Transmigrasi swakarya, Transmigrasi lokal, Transmigrasi bedol desa, dan Transmigrasi sektoral.
  2. Faktor Penyebab terjadinya Migrasi. Secara umum faktor-fakor yang menyebabkan terjadinya migrasi dapat disebutkan sebagai berikut: a. Faktor ekonomi, yaitu ingin mencari kehidupan yang lebih baik di tempat yang baru; b. Faktor keselamatan, yaitu migrasi karena daerah yang sebelumnya sering dilanda bencana alam seperti longsor; dan c. Faktor keamanan, yaitu migrasi yang terjadi akibat adanya gangguan keamanan di tempat mereka sebelumnya. d. Faktor politik, yaitu migrasi yang terjadi oleh adanya perbedaan politik di antara warga masyarakat.
K. Dampak Positif dan Dampak Negatif Migrasi dan Usaha Penanggulangannya
1. Dampak Positif Migrasi Internasional
  1. Dampak positif imigrasi: Bertambahnya jumlah tenaga ahli yang berasal dari para imigran asing. Masuknya modal asing sehingga dapat mempercepat proses pembangunan karena para imigran tersebut menanamkan modalnya di berbagai bidang. Tercapainya alih teknologi dari tenaga asing kepada tenaga kerja Indonesia.
  2. Dampak positif emigrasi:Meningkatkan pendapatan orang-orang Indonesia yang bekerja di luar negeri. Mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap tenaga-tenaga ahli dari luar negeri. Memperkenalkan Indonesia kepada dunia melalui tenaga kerja, mahasiswa, dan sebagainya yang berada di luar negeri.
2. Dampak Positif Migrasi Nasional
  1. Dampak positif transmigrasi: Termanfaatkannya lahan-lahan pertanian yang disebabkan oleh datangnya transmigran ke daerah-daerah yang kekurangan tenaga kerja. Meningkatkan taraf hidup para transmigran. Berkurangnya pengangguran, terutama bagi mereka yang ditransmigrasikan. Meningkatnya produksi.
  2. Dampak positif urbanisasi:Terpenuhinya kebutuhan tenaga kerja di kota. Meluasnya kesempatan membuka usaha-usaha baru. Meningkatkan tingkat kesejahteraan penduduk desa yang berurbanisasi ke kota.
  3. Dampak positif ruralisasi:Apabila penduduk kota yang pindah ke desa merupakan tenaga kerja terdidik, dapat menjadi pendorong pembaharuan di desa. Tenaga terampil yang pindah dari kota ke desa, dapat membantu kekurangan tenaga terampil di desa.
3. Dampak Negatif Migrasi Internasional
  1. Dampak negatif imigrasi: Masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya bangsa. Masuknya para imigran yang bertujuan tidak baik. Munculnya kecemburuan sosial antara tenaga kerja asing dengan tenaga kerja dalam negeri.
  2. Dampak negatif emigrasi:Tidak terpenuhinya jumlah tenaga ahli Indonesia. Buruknya citra Indonesia akibat ulah emigran yang tidak baik.
4. Dampak Negatif Migrasi Nasional
  1. Dampak negatif transmigrasi:Dana yang diperlukan untuk transmigrasi sangat besar. Terjadinya kecemburuan sosial antara masyarakat setempat dengan para transmigran. Ketidakseimbangan luas lahan yang tersedia dengan jumlah orang yang ditransmigrasikan.
  2. Dampak negatif urbanisasi:Tenaga terampil di desa berkurang dengan berpindahnya tenaga terampil ke kota. Penduduk yang tinggal di desa kebanyakan orang-orang tua. Timbulnya permukiman-permukiman kumuh akibat sulitnya perumahan. Padatnya lalu lintas di kota sehingga sering menimbulkan kemacetan lalu lintas



    JUMLAH PENDUDUK KALIMANTAN BARAT
    • Jumlah dan Distribusi Penduduk
      Jumlah penduduk Provinsi Kalimantan Barat sebanyak 4 395 983 jiwa yang mencakup mereka yang bertempat tinggal di daerah perkotaan sebanyak 1 328 185 jiwa (30,21 persen) dan di daerah perdesaan sebanyak 3 067 798 jiwa (69,79 persen).
      Persentase distribusi penduduk menurut kabupaten/kota bervariasi dari yang terendah sebesar 2,17 persen di Kabupaten Kayong Utara hingga yang tertinggi sebesar 12,62 persen di Kota Pontianak.
    • Jenis Kelamin Penduduk
      Penduduk laki-laki Provinsi Kalimantan Barat sebanyak 2 246 903 jiwa dan perempuan sebanyak 2 149 080 jiwa. Seks Rasio adalah 105, berarti terdapat 105 laki-laki untuk setiap 100 perempuan.
      Seks Rasio menurut kabupaten/kota yang terendah adalah Kabupaten Sambas sebesar 97 dan tertinggi adalah Kabupaten Landak sebesar 110.
      Seks Rasio pada kelompok umur 0-4 sebesar 106, kelompok umur 5-9 sebesar 105, kelompok umur lima tahunan dari 10 sampai 64 berkisar antara 100 sampai dengan 112, dan dan kelompok umur 65-69 sebesar 109.
    • Umur Penduduk
      Median umur penduduk Provinsi Kalimantan Barat tahun 2010 adalah 25,04 tahun. Angka ini menunjukkan bahwa penduduk Provinsi Kalimantan Barat termasuk kategori menengah. Penduduk suatu wilayah dikategorikan penduduk muda bila median umur < 20, penduduk menengah jika median umur 20-30, dan penduduk tua jika median umur > 30 tahun.
      Rasio ketergantungan penduduk Provinsi Kalimantan Barat adalah 54,85. Angka ini menunjukkan bahwa setiap 100 orang usia produktif (15-64 tahun) terdapat sekitar 55 orang usia tidak produkif (0-14 dan 65+), yang menunjukkan banyaknya beban tanggungan penduduk suatu wilayah. Rasio ketergantungan di daerah perkotaan adalah 50,08 sementara di daerah perdesaan 57,00 .
      Perkiraan rata-rata umur kawin pertama penduduk laki-laki sebesar 25,9 tahun dan perempuan 22,1 tahun (perhitungan Singulate Mean Age at Marriage/SMAM).
    • Migran Masuk Risen
      Jumlah penduduk yang merupakan migran risen terus meningkat dari waktu ke waktu. Hasil SP2010 mencatat 137 844 penduduk atau 3,5 persen penduduk merupakan migran masuk risen antar kabupaten/kota. Persentase migran masuk risen di daerah perkotaan 3,4 kali lipat lebih besar daripada di daerah perdesaan, masing-masing sebesar 6,8 dan 2,0 persen.
      Menurut gender, jumlah migran laki-laki lebih banyak daripada migran perempuan, 71 493 berbanding 66 351 orang. Seks rasio migran risen adalah 108. Data-data tersebut menunjang teori, bahwa migran lebih banyak di daerah perkotaan dan laki-laki lebih banyak yang melakukan perpindahan. Persentase migran terbesar di Kota Pontianak dan terkecil di Kabupaten Landak
    • Migran Masuk Seumur Hidup
      Jumlah penduduk yang merupakan migran seumur hidup terus meningkat dari waktu ke waktu. Hasil SP2010 mencatat 694 878 penduduk atau 15,8 persen penduduk merupakan migran masuk seumur hidup antar kabupaten/kota. Persentase migran masuk seumur hidup di daerah perkotaan 1,2 kali lipat lebih besar daripada di daerah perdesaan, masing-masing sebesar 28,4 dan 10,3 persen.
      Menurut gender, jumlah migran laki-laki lebih banyak daripada migran perempuan, 368 084 berbanding 326 794 orang. Seks rasio migran risen adalah 113. Data-data tersebut menunjang teori, bahwa migran lebih banyak di daerah perkotaan dan laki-laki lebih banyak yang melakukan perpindahan. Persentase migran terbesar di Kabupaten Kubu Raya dan terkecil di Kabupaten Landak.
    • Pendidikan
      Setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar (Pasal 6 UU No. 20 tahun 2003). Berdasarkan hasil SP2010, persentase penduduk 7-15 tahun yang belum/tidak sekolah sebesar 3,88 persen dan yang tidak sekolah lagi sebesar 7,03 persen.
      Ukuran atau indikator untuk melihat kualitas sumber daya manusia (SDM) terkait dengan pendidikan antara lain pendidikan yang ditamatkan dan Angka Melek Huruf (AMH). Berdasarkan hasil SP2010, persentase penduduk 5 tahun yang berpendidikan minimal tamat SMP/Sederajat sebesar 32,31 persen, dan AMH penduduk berusia 15 tahun ke atas sebesar 89,94 persen yang berarti dari setiap 100 penduduk usia 15 tahun ke atas ada 90 orang yang melek huruf. Penduduk dikatakan melek huruf jika dapat membaca dan menulis huruf latin atau huruf lainnya.
    • Penduduk Usia Sekolah
      Jumlah penduduk usia 7-12 tahun sebanyak 577 435 jiwa, 13-15 tahun 263 232 jiwa, 16-18 tahun 239 461 jiwa dan 19-24 tahun 470 694 jiwa.
      Di perkotaan jumlah penduduk usia 7-12 tahun sebanyak 158 537 jiwa, 13-15 tahun 79 934 jiwa, 16-18 tahun 79 153 jiwa dan 19-24 tahun 153 604 jiwa. Di perdesaan jumlah penduduk usia 7-12 tahun sebanyak 418 898 jiwa, 13-15 tahun 183 298 jiwa, 16-18 tahun 160 308 jiwa dan 19-24 tahun 317 090 jiwa.
      Jumlah penduduk perempuan usia 7-12 tahun sebanyak 280 805 jiwa, 13-15 tahun 128 992 jiwa, 16-18 tahun 118 653 jiwa dan 19-24 tahun 235 295 jiwa. Jumlah penduduk laki-laki usia 7-12 tahun sebanyak 296 630 jiwa, 13-15 tahun 134 240 jiwa, 16-18 tahun 120 808 jiwa dan 19-24 tahun 235 399 jiwa.
    • Angka Partisipasi Sekolah (APS)
      Angka Partisipasi Sekolah (APS) menunjukkan besaran penduduk usia sekolah yang sedang bersekolah. APS merupakan ukuran daya serap, pemerataan dan akses terhadap pendidikan khususnya penduduk usia sekolah. APS 13-15 tahun sebesar 81,11 persen. Ini menunjukkan masih terdapat kelompok usia wajib belajar (13-15 tahun) sebesar 18,89 persen yang tidak bersekolah. APS 16-18 tahun sebesar 48,98 persen dan APS 19-24 tahun sebesar 12,90 persen.
      APS di perdesaan lebih rendah dibandingkan perkotaan. Semakin tinggi kelompok umur semakin besar perbedaannya (gap). Di perdesaan APS 7-12 tahun sebesar 91,69 persen, APS 13-15 tahun 78,30 persen, APS 16-18 tahun 43,34 persen, APS 19-24 tahun sebesar 8,18 persen. Di perkotaan APS 7-12 tahun sebesar 95,44 persen, APS 13-15 tahun 87,60 persen, APS 16-18 tahun 60,47 persen dan APS 19-24 tahun sebesar 22,83 persen.
    • Pendidikan yang Ditamatkan
      Kualitas SDM dapat dilihat dari pendidikan yang ditamatkan. Gerakan wajib belajar 9 tahun (1994) menargetkan pendidikan yang ditamatkan minimal tamat SMP. Persentase penduduk usia 5 tahun ke atas yang tidak/belum pernah sekolah sebesar 12,47 persen, tidak/belum tamat SD 25,89 persen, tamat SD/MI/sederajat 29,33 persen dan tamat SMP/MTs/sederajat sebesar 14,55 persen.
      Kualitas SDM daerah perdesaan lebih rendah dibandingkan daerah perkotaan. Persentase penduduk uisa 5 tahun ke atas berpendidikan minimum tamat SMP/MTs/sederajat di perdesaan 23,94 persen lebih rendah dibandingkan perkotaan 51,49 persen. Pendidikan perempuan lebih rendah dibandingkan laki-laki. Persentase penduduk perempuan usia 5 tahun ke atas berpendidikan minimum tamat SMP/MTs/sederajat 30,14 persen lebih rendah dibandingkan laki-laki 34,39 persen.
    • Pendidikan yang Ditamatkan
      Pendidikan yang tinggi merupakan salah satu tuntutan era globalisasi. Indonesia memiliki jumlah penduduk yang besar, merupakan modal dasar pembangunan bangsa. Modal dasar yang berkualitas merupakan tujuan utama pembangunan manusia Indonesia seperti yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945. Sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas serta berpendidikan tinggi adalah upaya mempersiapkan SDM yang kompeten agar mampu bersaing dalam pasar kerja global.
      Berdasarkan hasil SP2010, penduduk Provinsi Kalimantan Barat usia 5 tahun ke atas yang tamat SM/sederajat sebesar 14,26 persen, tamat DI/DII/DIII sebesar 1,58 persen, tamat DIV/S1 sebesar 1,79 persen dan tamat S2/S3 sebesar 0,13 persen.
    • Angka Melek Huruf (AMH)
      Angka melek huruf penduduk usia 15 tahun ke atas sebesar 89,94 persen. AMH penduduk usia 15 tahun ke atas perempuan (86,30 persen) lebih rendah dibandingkan laki-laki (93,44 persen). AMH penduduk usia 15 tahun ke atas di daerah perdesaan (87,43 persen) lebih rendah dibandingkan daerah perkotaan (95,50 persen).
      Rendahnya AMH penduduk usia 15 tahun ke atas disebabkan oleh rendahnya AMH penduduk usia 45 tahun ke atas. AMH penduduk usia 45 tahun ke atas sebesar 74,85 persen. AMH penduduk usia 45 tahun ke atas perempuan (64,88 persen) lebih rendah dibandingkan laki-laki (84,35 persen).
    • Ketenagakerjaan
      Jumlah penduduk yang merupakan angkatan kerja di Provinsi Kalimantan Barat sebesar 2 044 808 orang, di mana sejumlah 2 009 443 orang diantaranya bekerja, sedangkan 35 365 orang merupakan pencari kerja. Dari hasil SP 2010, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Provinsi Kalimantan Barat sebesar 68,46 persen, di mana TPAK laki-laki lebih tinggi daripada TPAK perempuan, yaitu masing-masing sebesar 83,17 persen dan 53,16 persen. Sementara itu, bila dibandingkan menurut perbedaan wilayah, TPAK di perkotaan lebih rendah daripada perdesaan, masing-masing sebesar 55,32 persen dan 74,39 persen. Tiga kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Barat dengan TPAK tertinggi berturut-turut adalah Kabupaten Sekadau (79,56), Kabupaten Kapuas Hulu (78,68), dan Kabupaten Sintang (77,69). Dengan jumlah pencari kerja sejumlah 35 365 orang, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di provinsi ini mencapai 1,73 persen.
    • Perumahan
      Peningkatan jumlah penduduk Indonesia yang pesat menjadikan kebutuhan tempat tinggal semakin meningkat pula. Program pemerintah yang menyangkut perumahan terus ditingkatkan, baik dari segi jumlah maupun kualitasnya. Status kepemilikan/penguasaan bangunan tempat tinggal di Provinsi Provinsi Kalimantan Barat paling banyak adalah milik sendiri. Rumah tangga yang menghuni rumah dengan luas lantai kurang dari 20 m2 paling banyak dijumpai di Kota Pontianak (6 840 rumah tangga), sementara yang paling sedikit terdapat di Kabupaten Kayong Utara (590 rumah tangga).
    • Kesulitan Fungsional
      Hasil SP 2010 tidak dapat digunakan untuk mengetahui jumlah penyandang disabilitas karena perbedaan konsep dan definisi antara SP 2010 dan Kementerian Sosial. Pendekatan tingkat kesulitan yang dialami oleh penduduk digunakan sebagai proksi mendapatkan informasi penyandang disabilitas.
      Seseorang dapat memiliki satu atau lebih jenis kesulitan dengan derajat kesulitan ringan atau parah. Persentase penduduk usia 10 tahun ke atas di Provinsi Provinsi Kalimantan Barat yang memiliki kesulitan, baik ringan maupun parah, dengan jenis kesulitan penglihatan sebesar 3,34 persen, kesulitan pendengaran sebesar 1,59 persen, kesulitan berjalan atau naik tangga sebesar 1,53 persen, kesulitan mengingat/berkonsentrasi atau berkomunikasi dengan orang lain sebesar 1,48 persen, dan yang memiliki kesulitan mengurus diri sendiri sebesar 1,08 persen.
    • gurus Diri Sendiri

1 comment: